Jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Andalas ini merupakan tulisan dari Tanty Herida - Tanty Herida - Direktur Eksekutif SCEDEI Sumatera Barat 2019-2021 (anggota INFID), bersama dengan rekan-rekan Departemen Hubungan Internasional, Universitas Andalas, Sumatera Barat. Jurnal penelitian ini menyampaikan bahwa, Suku Minangkabau sebagai suku asli dari Sumatera Barat, masih menjadi masyarakat matrilineal terbesar di dunia.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai Suku Minangkabau masih berpusat pada konsep merantau, adaptasi nilai-nilainya setelah masuknya Islam ke Sumatera Barat, dan tentang peran dan posisi perempuan dan laki-laki dalam masyarakat Minangkabau. Penelitian terbaru yang dilakukan Tanty Herida dkk, mamiliki tujuan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu untuk menilai kontribusi sistem matrilineal Minangkabau terhadap pembangunan daerah di Sumatera Barat, khususnya target kesetaraan gender dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Penelitian menggunakan metode kualitatif, dan data dikumpulkan melalui studi literatur dan wawancara dengan LSM lokal dan nasional yang bergerak di bidang perempuan dan pembangunan. Penelitian menemukan bahwa secara teoritis, nilai-nilai budaya matrilineal Minangkabau dapat berkontribusi pada pencapaian TPB target kesetaraan gender di Sumatera Barat. Namun pada kenyataannya, ketimpangan gender masih terjadi di Sumatera Barat, dengan beberapa pencapaian target TPB yang bahkan lebih kecil jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia yang menganut sistem patrilineal.
Penelitian ini berargumentasi bahwa dengan tidak sepenuhnya menerapkan nilai-nilai matrilineal, masyarakat Minangkabau secara tidak langsung telah menghambat ketercapaian kesetaraan gender di Sumatera Barat, terutama terkait kekerasan dan diskriminasi terhadap wanita serta partisipasi aktif wanita dalam perekonomian dan perpolitikan.
Informasi jurnal ini http://ajis.fisip.unand.ac.id/index.php/ajis/issue/view/22